Langsung ke konten utama

Teori Sektoral



Teori Sektoral
Hoyt berasumsi bahwa perkembangan kota tidak berbentuk melingkar seperti teori konsentris Burgess, akan tetapi berkembang menurut sektor tertentu seperti irisan kue. Perkembangan daerah kota dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayah itu sendiri. 


CBD (Cenral Bussines District)
Merupakan Pusat Daerah Kegiatan yang merupakan inti kota.
Industry
Industri mengikuti aliran sungai, jalur kereta api, jalan raya. Pekerja kelas bawah bekerja di daerah ini memproduksi barang kebutuhan kota.
Low Class Residential
Merupakan pemukiman pekerja kelas bawah, dekat dengan lokasi pabrik untuk mengurangi biaya transport. Tingkat polusi di daerah ini sangat tinggi dan lingkungan yang buruk karena pengaruh pabrik.
Middle Class Residental
Merupakan zona pemukiman terluas, dihuni pekerja dengan taraf ekonomi menengah. Kondisi lingkukngan lebih baik karena agak jauh dari daerah pabrik.
High Class Residental
Merupakan zona pemukiman kelas atas, kondisi lingkungan sangat baik dan sarana transportasi sangat nyaman tanpa kemacetan. Akses menuju pusat kota sangat lancar.
Contoh :
Kota Newcastle
Newcastle merupakan kota terbesar kedua di New South Wales dan kota tertua kedua di Australia. Kota ini berjarak sekitar 162 km dari Sydney dan terkenal sebagai penghasil batu bara yang memiliki pelabuhan ekspor batu bara terbesar di dunia. Berkunjung ke kota ini, Anda akan menemukan berbagai persembahan menarik dari kota yang terletak di mulut Sungai Hunter ini. Pada awalnya, wilayah Newcastle merupakan tempat tinggal bagi suku Awabakal dan Worimi yang merupakan bagian dari Suku Aborigin, hingga pada bulan September 1797 Letnan John Shortland merupakan orang Eropa pertama yang merambah kawasan Newcastle dan menemukan batubara yang melimpah. Kemudian pada tahun 1801 didirikan sebuah tempat yang digunakan untuk menambang batubara yang diberi nama King’s Town. Pada tahun yang sama, pengiriman batubara ke Sydney pertama kali dilakukan. Namun tidak sampai satu tahun berdiri, tempat ini ditutup dan dibuka kembali pada tahun 1804 dan diberi nama Coal River, namun juga tetap masih dikenal dengan nama Kingstown hingga akhirnya berganti nama menjadi Newcastle yang diambil dari nama pelabuhan batu bara terkenal di Inggris.


Daftar Pustaka :
http://geograph88.blogspot.co.id/2013/05/teori-sektoral-hummer-hoyt.html
http://www.slideshare.net/fuadplanner/city-growth-filosofi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

teori kutub pertumbuhan (growth pole)

Growth Pole Theory (Kutub Pertumbuhan) Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yang disebut kutub pertumbuhan. Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi harus dibangun beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut dengan growth pole (kutub pertumbuhan). Pandangan Perroux mengenai proses pertumbuhan adalah teori tata ruang ekonomi, dimana industri pendorong memiliki peranan awal dalam membangun sebuah pusat pertumbuhan. Industri pendorong ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Tingkat konsentrasi tinggi 2. Tingkat Teknologi Maju 3. Mendorong perkembangan industri di sekitarnya 4. Manajemen yang professional dan modern 5. sarana dan prasarana yang sudah lengkap Konsep Growth pole dapat didefinisikan secara geografis dan fungsional Secara geografis growth pole dapat digambar

Teori Konsentris

Teori Konsentris Kota dianggap sebagai suatu obyek studi dimana di dalamnya terdapat masyarakat manusia yang sangat komplek, telah mengalami proses interrelasi antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Hasil dari hubungan itu mengakibatkan terciptanya pola keteraturan dari penggunaan lahan. E.W. Burgess (1925), merupakan orang yang pertama kali menuangkan pengamatannya ini. Menurutnya, kota Chicago ternyata telah berkembang sedemikian rupa dan menunjukan pola penggunaan lahan yang konsentris dimana masing-masing jenis penggunaan lahan ini dianalogikan sebagi suatu konsep “natural area” . Dari pengamatannya, suatu kota akan terdiri dari zona-zona yang konsentris dan masing-masing zona ini sekaligus mencerminkan tipe penggunaan lahan yang berbeda. Dari hal ini, kemudian menyebabkan Burgess terkenal dengan teori konsentrisnnya ( Concentric Theory ).                                   Gambar 1. Model Zone Konsentris Burges Seperti terlihat pada model diatas, daera

Teori Livable City

Teori Livable City Livable City merupakan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk beraktivitas yang dilihat dari berbagai aspek baik aspek fisik (fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang, dll) maupun aspek non-fisik (hubungan sosial, aktivitas ekonomi, dll). Beberapa definisi Livable City diantaranya : “The coin of livability has two faces : Livehood is one of them, ecological sustainability is the other” (P.Evans,ed 2002. Livable Cities ? Urban Struggles for Livelihood and Sustainability) “A Livable city is a city where I can have ahealthy life and where I have the chance for easy mobility… The liveable city is a city for all people” (D.Hahlweg,1997. The City as a Family) Beberapa institusi telah mengadakan beberapa penilaian mengenai Livable City ini, diantaranya adalah : a.    Americas Most Livable Communities , yang menilai tingkat kenyamanan hidu